Candi Jawi Pasuruan


Candi Jawi di Prigen Pasuruan Jawa timur.

   Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi sistem informasi saat ini, sangat penting adanya dokumenter fakta peninggalan sejarah cagar budaya Candi Jawi di jaman kerajaan Singasari Malang pada saat masa pemerintahan Raja Kartanegara yang dibangun kurang lebih sebelum tahun 1359 Masehi berdasarkan catatan sejarah Negarakertagama Candi Jawi disebut Jajawa yang pernah dikunjungi oleh Raja  Majapahit Prabu Hayam Wuruk sekitar tahun 1359 Masehi.

   Sang Raja Prabu Hayam Wuruk pernah singgah di Candi Jawi ini untuk memberikan penghormatan dan persembahan untuk kakek buyutnya yakni Prabu Kartanegara yang pernah menjadi Raja di kerajaan Singasari Malang.

   Arca-arca peninggalan yang ditemukan di Candi Jawi telah dipindahkan, sebagian besar ke Museum, dan sebagian ke tempat komersial. Pemindahan arca-arca dari Candi Jawi ataupun candi lainnya ini mendapat banyak kritik dari sejarawan dan masyarakat setempat, karena walaupun pada satu sisi memang tepat untuk menghindarkan dari pencurian, pemindahan ini dianggap dapat mengurangi substansi sejarah peninggalan tersebut sehingga menjadi tidak lengkap untuk diapresiasi.

   Dalam Negarakertagama pupuh 56 disebutkan bahwa Candi Jawi didirikan atas perintah raja terakhir Kerajaan Singasari, Kertanegara, untuk tempat beribadah bagi umat beragama Siwa-Buddha. Raja Kartanegara adalah seorang penganut ajaran sinkretisme Siwa-Buddha.[1] Alasan Kertanegara membangun candi Jawi jauh dari pusat kerajaan diduga karena di kawasan ini pengikut ajaran Siwa-Buddha sangat kuat. Rakyat di daerah itu sangat setia. Sekalipun Kertanegara dikenal sebagai raja yang masyhur, ia juga memiliki banyak musuh di dalam negeri. Kidung Panji Wijayakrama, misalnya, menyebutkan terjadinya pemberontakan Kelana Bayangkara. Negarakertagama mencatat adanya pemberontakan Cayaraja.

   Kemungkinan kawasan Candi Jawi dijadikan basis oleh pendukung Kertanegara. Dugaan ini timbul dari kisah sejarah bahwa saat Dyah Wijaya, menantu Kertanegara, melarikan diri setelah Kertanegera dikudeta raja bawahannya, Jayakatwang dari Gelang-gelang (daerah Kediri), dia sempat bersembunyi di daerah ini, sebelum akhirnya mengungsi ke Madura.

   Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan - Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat pemujaan atau tempat peribadatan Budha, tetapi sebenarnya merupakan tempat pendharmaan atau penyimpanan abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara. Sebagian dari abu tersebut disimpan pada Candi Singhasari. Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan tempat peribadatan Raja Kertanegara.

   Demikian informasi yang sebatas dapat saya sampaikan, mudah-mudahan di waktu yang akan datang, Candi Jawi mendapat perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Pasuruan untuk dapatnya didorong menjadi salah satu ikon magnet wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara sebagai peninggalan cagar budaya prasejarah Candi Jawi yang berada di kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa timur.